Kementerian Perhubungan bersiap untuk mengubah Bandar Udara Banyuwangi menjadi bandara internasional. Kemarin, Direktur Bandar Udara Polana B. Pramesti membahas rencana ini bersama pemerintah daerah, PT Angkasa Pura II, dan Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (AirNav). Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menuturkan, rapat itu memetakan langkah percepatan untuk merealisasi rencana ini.“Ini menunjukkan komitmen nyata pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi baru di daerah,” kata Anas, kemarin. Menurut Anas, kelayakan bandara tersebut harus diuji lewat verifikasi lapangan. Anas berharap verifikasi oleh Kementerian Perhubungan bisa dilakukan pada 22 September.
Targetnya, Bandara Banyuwangi telah menjadi bandara internasional pada perhelatan Annual Meeting of International Monetary Fund-World Bank (IMF-WB), di Bali, Oktober mendatang. Kepala Dinas Perhubungan Banyuwangi, Kusiyadi, mengatakan PT Angkasa Pura II selaku operator Bandara Banyuwangi akan merenovasi gedung VIP menjadi terminal internasional sebelum dibangun permanen. AP II juga akan mengajukan permohonan izin kawasan pabean kepada Kantor Bea-Cukai (Custom), sebagai persyaratan dalam penetapan menjadi bandara internasional. Menurut Executive General Manager Bandara Banyuwangi, Anton Marthalius, rencana ini disokong kinerja positif bandara yang dikelolanya. Saat ini jumlah rata-rata penumpang mencapai 1.400 orang per hari.