Gondongan adalah sebutan untuk kondisi tubuh yang mengalami pembengkakan pada kelenjar parotis akibat adanya infeksi virus.
Kelenjar ini terletak di bawah telinga atau hampir leher. Karena itulah gondongan sering dimaknai sebagai pembengkakan pada leher. Namun, ini berbeda dengan gondok.
Kelenjar parotis sendiri merupakan kelenjar yang berfungsi dalam menghasilkan air liur. Nah, apabila terdapat virus dari keluarga paramyxovirus dalam air liur maka kelenjar tersebut akan bereaksi.
Gondongan adalah penyakit yang menular. Penyakit ini umumnya terjadi pada anak-anak yang tidak terlalu menjaga eksklusivitas makanan.
Hal itu dikarenakan virus yang menyebabkan gondongan menular melalui makanan yang dimakan bersamaan atau dari peralatan makan yang sudah digunakan oleh seseorang yang terinveksi.
Penyebaran gondongan dapat terjadi selama beberapa hari sehingga sebenarnya dimungkinkan adanya pencegahan setelah Anda atau anak Anda telah melakukan aktivitas bersama dengan anak yang gondongaan.
Penularan virus gondongan dari seseorang yang terinveksi kepada orang sehat selalu rawan hingga 5 hari setelah penderita mengalami gondongan. Untuk itu, tentu saja imunisasi adalah cara terampuh untuk menghindari gondongan.
Apakah Penyebab gondongan
Saat virus kelompok paramyxovirus masuk melalui saluran pencernaan atau saluran pernapasan, virus itu akan berkembang biak. Virus yang semakin banyak akan menginveksi kelenjar parotis dan menyebabkan efek bengkak.
Berbeda dengan gondok yang terjadi di sepenuhnya leher, gondongan bisa terjadi di satu sisi wajah saja. Cara mengobati gondongan pun berbeda dengan gondok yang berhubungan dengan asupan yodium.
Gejala Gejala gondongan
Sebenarnya reaksi kelenjar parotis cukup lama terhadap virus ini. Gejala-gejala gondongan baru terjadi setelah 14 hari hingga 25 hari setelah terinfeksi. Gejala yang paling umum adalah adanya pembengkakan di bagian samping wajah.
Setelah pembengkakan pada kelenjar parotis, ada juga beberapa gejala lain yang akan dirasakan oleh penderita, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Nyeri saat mengunyah atau menelan makanan. Hal ini karena mungkin saja masih ada peradangan pada kelenjar parotis.
2. Sendi juga mungkin mengalami nyeri karena beberapa hormon yang meningkat.
3. Mengalami demam dengan suhu tinggi hingga 38 derajat Celsius. Hal tersebut adalah respon tubuh terhadap virus yang mungkin masih ada.
4. Mulut kering. Karena kelenjar penghasil liurnya bermasalah, maka kadar liur di dalam mulut pun tidak pada keadaan normal pula.
5. Ada beberapa gejala lain yang mengikuti, yaitu nyeri perut, berkurangnya nafsu makan, merasa mudah lelah, dan sakit kepala.